Tubuh ideal, siapa yang tak menginginkannya. Untuk mendapatkannya, Anda tak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk menguruskannya. Cukup dengan asupan gizi yang seimbang, Anda tak perlu khawatir tubuh melar. Gizi seimbang ini dibutuhkan selain untuk kesehatan, juga untuk mengatasi kekurangan dan kelebihan berat badan sehingga membentuk badan yang ideal.
dr Fiastuti Witjaksono Msc SpGK mengatakan bahwa tubuh yang ideal adalah seseorang yang memiliki jumlah berat badan yang pas, tidak berlebih atau tidak kekurangan berat badan. Selain itu, asupan gizinya seimbang. Ada seseorang yang kurus, tetapi sangat kurang karbohidrat, itu sangat tidak baik untuk tubuh.
"Orang dengan tubuh kurus tapi gizinya tidak mencukupi, sama saja bohong, berarti dia belum bisa dikatakan ideal. Dan orang gendut belum tentu harus berhenti minum susu," tandasnya yang selalu mengingatkan bahwa berat badan ideal adalah seseorang yang dengan jumlah asupan gizinya cukup.
Fiastuti menyebutkan, jumlah angka penderita obesitas di Indonesia selalu naik dari tahun ke tahun. Berdasarkan Sensus Kesehatan Nasional 1989, prevalensi obesitas di perkotaan adalah 1,1 persen, sedangkan di pedesaan 0,7 persen.
Sepuluh tahun kemudian, angka itu meningkat menjadi 5,3 persen di kota dan 4,3 persen di desa. Pada 2004, Himpunan Studi Obesitas Indonesia (Hisobi) menemukan bahwa prevalensi obesitas itu meningkat menjadi 9,16 persen pada pria dan 11,02 persen pada wanita. Bahkan bila dilihat dari ukuran lingkar pinggang, sebanyak 41,2 persen pria mengalami obesitas karena lingkar pinggangnya melebihi 89 cm, sedangkan 53,3 persen wanita mengalami obesitas karena lingkar pinggangnya lebih dari 79 cm.
"Hal ini menunjukkan bahwa obesitas merupakan problem serius, yang jumlah penderitanya akan terus meningkat bila masyarakat tidak segera mengubah gaya hidupnya," ucap Fiastuti yang juga berprofesi menjadi staf luar biasa Departemen Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Mengubah gaya hidup, dikatakan Fiastuti, bisa dilakukan dengan mengatur pola makan atau mengatur asupan gizi ke dalam tubuh secara seimbang. Tentunya, Anda masih ingat dengan gambar yang diterapkan pada piramida makanan yang mengajarkan tentang konsumsi makanan. Pada gambar itu, jelas diperlihatkan asupan makanan yang baik untuk tubuh. Pola makan yang tidak seimbangdapat menimbulkan masalah kesehatan seperti obesitas atau penyakit lainnya. Oleh sebab itu, penting sekali menyeimbangkan gizi yang masuk ke tubuh seseorang, dengan konsumsi yang jelas adalah 4 sehat 5 sempurna.
"Komposisi seimbang itu terdiri atas 45-65 persen karbohidrat, 10-25 persen protein dengan perbandingan antara hewani dengan nabati adalah 2:1, selain itu lemak 25-40 persen, dengan tambahan vitamin A, B, C,D, E, K dan Ca," ucap dokter lulusan FKUI ini.
Fiastuti saat menjadi pembicara dalam Lokakarya Media "Pola Makan Gizi Seimbang untuk Atasi Kekurangan dan Kelebihan Berat Badan" yang diadakan Nutrifood di kantor PT Nutrifood Indonesia beberapa waktu lalu, menjelaskan bahwa yang terpenting adalah dengan menerapkan 3J, yaitu jumlah kalori sesuai kebutuhan, jadwal makan yang teratur, dan jenis makanan dengan komposisi karbohidrat, protein dan lemak seimbang, di samping nutrisi spesifik yang terpenuhi.
"Rumus makan bisa disederhanakan menjadi tiga kali makanan utama dan dua kali makanan kecil untuk setiap harinya," ucap dokter kelahiran 7 Februari 1954 ini. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan akan nutrisi, juga bergantung pada aktivitas dan berat badan. Aktivitas yang padat turut memengaruhi jumlah energi yang keluar. "Aktivitas padat harus diimbangi dengan asupan gizinya," pesan Fiastuti.
Kepala Pusat Divisi Penelitian Nutrifood Susana STP PD Eng menjelaskan bahwa selain obesitas, gaya hidup perkotaan juga mengakibatkan terjadinya fenomena TOFI, yaitu thin outside, fat inside. Walaupun bentuk tubuhnya terlihat ideal bahkan kurus, kadar lemak dalam tubuhnya ternyata melebihi normal.
"Oleh sebab itu, kita harus memperhatikan tiga aspek penting untuk memiliki tubuh yang sehat, yaitu konsumsi makanan yang seimbang, olahraga teratur, serta istirahat yang cukup," pesannya dalam acara yang sama.
Istirahat ini menjadi penting karena berfungsi untuk memperbaiki sel-sel tubuh. Seseorang yang sering begadang atau kurang istirahat, ujar Susana, akan mengalami terganggunya hormon yang bisa menyebabkan nafsu makan meningkat. (Koran Seputar Indonesia)
"Orang dengan tubuh kurus tapi gizinya tidak mencukupi, sama saja bohong, berarti dia belum bisa dikatakan ideal. Dan orang gendut belum tentu harus berhenti minum susu," tandasnya yang selalu mengingatkan bahwa berat badan ideal adalah seseorang yang dengan jumlah asupan gizinya cukup.
Fiastuti menyebutkan, jumlah angka penderita obesitas di Indonesia selalu naik dari tahun ke tahun. Berdasarkan Sensus Kesehatan Nasional 1989, prevalensi obesitas di perkotaan adalah 1,1 persen, sedangkan di pedesaan 0,7 persen.
Sepuluh tahun kemudian, angka itu meningkat menjadi 5,3 persen di kota dan 4,3 persen di desa. Pada 2004, Himpunan Studi Obesitas Indonesia (Hisobi) menemukan bahwa prevalensi obesitas itu meningkat menjadi 9,16 persen pada pria dan 11,02 persen pada wanita. Bahkan bila dilihat dari ukuran lingkar pinggang, sebanyak 41,2 persen pria mengalami obesitas karena lingkar pinggangnya melebihi 89 cm, sedangkan 53,3 persen wanita mengalami obesitas karena lingkar pinggangnya lebih dari 79 cm.
"Hal ini menunjukkan bahwa obesitas merupakan problem serius, yang jumlah penderitanya akan terus meningkat bila masyarakat tidak segera mengubah gaya hidupnya," ucap Fiastuti yang juga berprofesi menjadi staf luar biasa Departemen Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Mengubah gaya hidup, dikatakan Fiastuti, bisa dilakukan dengan mengatur pola makan atau mengatur asupan gizi ke dalam tubuh secara seimbang. Tentunya, Anda masih ingat dengan gambar yang diterapkan pada piramida makanan yang mengajarkan tentang konsumsi makanan. Pada gambar itu, jelas diperlihatkan asupan makanan yang baik untuk tubuh. Pola makan yang tidak seimbangdapat menimbulkan masalah kesehatan seperti obesitas atau penyakit lainnya. Oleh sebab itu, penting sekali menyeimbangkan gizi yang masuk ke tubuh seseorang, dengan konsumsi yang jelas adalah 4 sehat 5 sempurna.
"Komposisi seimbang itu terdiri atas 45-65 persen karbohidrat, 10-25 persen protein dengan perbandingan antara hewani dengan nabati adalah 2:1, selain itu lemak 25-40 persen, dengan tambahan vitamin A, B, C,D, E, K dan Ca," ucap dokter lulusan FKUI ini.
Fiastuti saat menjadi pembicara dalam Lokakarya Media "Pola Makan Gizi Seimbang untuk Atasi Kekurangan dan Kelebihan Berat Badan" yang diadakan Nutrifood di kantor PT Nutrifood Indonesia beberapa waktu lalu, menjelaskan bahwa yang terpenting adalah dengan menerapkan 3J, yaitu jumlah kalori sesuai kebutuhan, jadwal makan yang teratur, dan jenis makanan dengan komposisi karbohidrat, protein dan lemak seimbang, di samping nutrisi spesifik yang terpenuhi.
"Rumus makan bisa disederhanakan menjadi tiga kali makanan utama dan dua kali makanan kecil untuk setiap harinya," ucap dokter kelahiran 7 Februari 1954 ini. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan akan nutrisi, juga bergantung pada aktivitas dan berat badan. Aktivitas yang padat turut memengaruhi jumlah energi yang keluar. "Aktivitas padat harus diimbangi dengan asupan gizinya," pesan Fiastuti.
Kepala Pusat Divisi Penelitian Nutrifood Susana STP PD Eng menjelaskan bahwa selain obesitas, gaya hidup perkotaan juga mengakibatkan terjadinya fenomena TOFI, yaitu thin outside, fat inside. Walaupun bentuk tubuhnya terlihat ideal bahkan kurus, kadar lemak dalam tubuhnya ternyata melebihi normal.
"Oleh sebab itu, kita harus memperhatikan tiga aspek penting untuk memiliki tubuh yang sehat, yaitu konsumsi makanan yang seimbang, olahraga teratur, serta istirahat yang cukup," pesannya dalam acara yang sama.
Istirahat ini menjadi penting karena berfungsi untuk memperbaiki sel-sel tubuh. Seseorang yang sering begadang atau kurang istirahat, ujar Susana, akan mengalami terganggunya hormon yang bisa menyebabkan nafsu makan meningkat. (Koran Seputar Indonesia)
0 komentar:
Posting Komentar