Minggu, 30 Januari 2011

CUCI TANGAN MERUPAKAN PRILAKU HIDUP SEHAT

Pentingnya Mempromosikan Cuci Tangan Pakai Sabun


Saat ini diare terus menjadi pembunuh terbesar kedua bagi anak-anak dibawah 5 tahun di Indonesia, yang menyebabkan kematian lebih dari 100.000 anak per tahun. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh minimnya akses kepada air bersih dan layanan sanitasi, serta rendahnya tingkat kesadaran kebersihan. Tindakan/perilaku paling efektif dan cepat untuk mencegah diare dan menyelamatkan kehidupan anak-anak di Indonesia adalah Cuci Tangan dengan Sabun dengan benar. Dari hasil WHO menunjukkan bahwa mencuci tangan pakai sabun dengan beanr pada lima waktu-waktu penting dapat mengurangi prevalensi [atau kejadian atau kemungkinan] dari diare sampai 40%. Cuci Tangan pakai Sabun juga dapat membantu mencegah penyakit menular lainnya termasuk penyakit tipus, Avian Influenza dan lain sebagainya.



Untuk menunjang kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun agar ini berjalan efektif, diperlukan berbagai dukungan berbagai pihak untuk ikut mensosialisasi gerakan ini agar menjangkau seluruh pelosok tanah air.
Peran media massa juga sangat diharapkan untuk ikut menyebarluaskan pesan-pesan kesehatan agar dilihat, dibaca, didengar dan dipraktekkan oleh masyarakat Indonesia umumnya dan anak-anak dibawah usia 10 tahun pada khususnya.

Dalam pandangan penulis media televisi adalah media promosi no.1 untuk menyebarluaskan pesan-pesan kesehatan. Kerana saat televisi adalah media hiburan dan informasi yang "wajib" dimiliki oleh setiap rumah tangga di Indonesia.
Tapi yeng menjadi pertanyaan kita, sejauh manakah peran stasiun-stasiun televisi di Indonesia ikut mengkampanyekan/mempromosikan "Gerakan Hidup Sehat" karena secara matematis dalam 24 jam tanyangan iklan di televisi di dominasi oleh promosi produk komersil yang kadang-kadang menyesatkan para pemirsa televisi.

Berikut beberapa contoh media yang sering digunakan dalam kegiatan promosi untuk memasyarakatkan Gerakan mencuci tangan pakai sabun bagi anak-anak di Indonesia agar menjadi kebiasaan rutin yang tidak pernah terlupakan.




 

Mengapa Harus Cuci Tangan?

Seseorang penderita flu menutup hidungnya dengan tangan saat bersin, kemudian memagang pegangan di bus, saat Anda memegang pegangan tersebut, bakteri flu dapat segera berpindah ke tangan Anda dan apabila Anda memegang hidung atau mulut, kuman tersebut dapat masuk ke dalam tubuh kita. Itulah gambaran betapa mudahnya kuman penyakit berpindah dari satu orang ke orang lain. Penyakit seperti diare, cacingan, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), TBC bahkan penyakit yang mematikan seperti SARS, flu burung (H5N1) dan flu babi (H1N1) dapat dicegah dengan mencuci tangan secara benar. Sayangnya, banyak orang yang meremahkan kebiasaan sehat ini dan mengganggapnya tidak penting. Padahal dengan membiasakan mencuci tangan dengan baik, hidup Anda dan keluarga dapat lebih sehat.

Cara Mencuci Tangan yang Benar

Mencuci tangan yang benar harus menggunakan sabun dan di bawah air yang mengalir. Sedangkan langkah-langkah teknik mencuci tangan yang benar adalah sebagai berikut.
  • Basahi tangan dengan air di bawah kran atau air mengalir.
  • Ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan. Akan lebih baik bila sabun mengandung antiseptik.
  • Gosokkan kedua telapak tangan.
  • Gosokkan sampai ke ujung jari.
  • Telapak tangan tangan menggosok punggung tangan kiri (atau sebaliknya) dengan jari-jari saling mengunci (berselang-seling) antara tangan kanan dan kiri. Gosok sela-sela jari tersebut. Lakukan sebaliknya.
  • Letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya dan saling mengunci.
  • Usapkan ibu jari tangan kanan dengan telapak kiri dengan gerakan berputar. Lakukan hal yang sama dengan ibu jari tangan kiri.
  • Gosok telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya dengan gerakan kedepan, kebelakang dan berputar. Lakukan sebaliknya.
  • Pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri dan lakukan gerakan memutar. Lakukan pula untuk tangan kiri.
  • Bersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir.
  • Keringkan tangan dengan menggunakan tissue dan bila menggunkan kran, tutup kran dengan tissue.
Mengeringkan dengan tissue lebih baik dibandingkan mengeringkan tangan menggunakan mesin pengering tangan yang umum ada di mal. Karena mesin pengering tangan yang dipakai secara umum menampung banyak bakteri yang dapat menularkan ke orang lain.

Kapan Saat Anda Mencuci Tangan?

Mencuci tangan umumnya dilakukan saat sebelum makan, sebelum menyiapkan makanan, setelah memegang daging mentah, sebelum dan setelah menyentuh orang sakit, sesudah menggunakan kamar mandi, setelah batuk atau bersin atau membuang ingus, setelah mengganti popok atau pembalut, sebelum dan setelah mengobati luka, setelah membersihkan atau membuang sampah, setelah menyentuh hewan atau kotoran hewan.
Anda juga sebaiknya mengajarkan kebiasaan baik mencuci tangan ini kepada anak Anda yang masih kecil. Seorang anak senang sekali mempelajari dan menyentuh segala sesuatu tanpa tahu apakah benda tersebut kotor atau tidak. Lalu memasukkan tangannya ke dalam mulut atau memakan makanan tanpa mencuci tangan. Akibatnya sang anak dapat menderita penyakit. Menurut penelitian, penyakit pembunuh anak nomor 1 di Indonesia adalah karena diare, padahal hal ini dapat dicegah dengan mengajarkan anak untuk mencuci tangan.
Mengingat pentingnya cuci tangan, maka setiap tangga 15 Oktober dicanangkan sebagai Hari Cuci Tangan Sedunia. Biasakan diri dan keluarga Anda untuk mencuci tangan sekarang juga.

Sumber : www.esp.or.id dan http://kumpulan.info/sehat/ 

Sabtu, 29 Januari 2011

TUBUH IDEAL DENGAN GIZI SEIMBANG

HIDUP sehat tak lepas dari pola makan yang sehat pula. Dengan asupan gizi yang seimbang, tak kurang dan tak lebih, Anda pun akan memiliki tubuh yang ideal. 


Tubuh ideal, siapa yang tak menginginkannya. Untuk mendapatkannya, Anda tak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk menguruskannya. Cukup dengan asupan gizi yang seimbang, Anda tak perlu khawatir tubuh melar. Gizi seimbang ini dibutuhkan selain untuk kesehatan, juga untuk mengatasi kekurangan dan kelebihan berat badan sehingga membentuk badan yang ideal.
dr Fiastuti Witjaksono Msc SpGK mengatakan bahwa tubuh yang ideal adalah seseorang yang memiliki jumlah berat badan yang pas, tidak berlebih atau tidak kekurangan berat badan. Selain itu, asupan gizinya seimbang. Ada seseorang yang kurus, tetapi sangat kurang karbohidrat, itu sangat tidak baik untuk tubuh.

"Orang dengan tubuh kurus tapi gizinya tidak mencukupi, sama saja bohong, berarti dia belum bisa dikatakan ideal. Dan orang gendut belum tentu harus berhenti minum susu," tandasnya yang selalu mengingatkan bahwa berat badan ideal adalah seseorang yang dengan jumlah asupan gizinya cukup.

Fiastuti menyebutkan, jumlah angka penderita obesitas di Indonesia selalu naik dari tahun ke tahun. Berdasarkan Sensus Kesehatan Nasional 1989, prevalensi obesitas di perkotaan adalah 1,1 persen, sedangkan di pedesaan 0,7 persen.

Sepuluh tahun kemudian, angka itu meningkat menjadi 5,3 persen di kota dan 4,3 persen di desa. Pada 2004, Himpunan Studi Obesitas Indonesia (Hisobi) menemukan bahwa prevalensi obesitas itu meningkat menjadi 9,16 persen pada pria dan 11,02 persen pada wanita. Bahkan bila dilihat dari ukuran lingkar pinggang, sebanyak 41,2 persen pria mengalami obesitas karena lingkar pinggangnya melebihi 89 cm, sedangkan 53,3 persen wanita mengalami obesitas karena lingkar pinggangnya lebih dari 79 cm.

"Hal ini menunjukkan bahwa obesitas merupakan problem serius, yang jumlah penderitanya akan terus meningkat bila masyarakat tidak segera mengubah gaya hidupnya," ucap Fiastuti yang juga berprofesi menjadi staf luar biasa Departemen Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Mengubah gaya hidup, dikatakan Fiastuti, bisa dilakukan dengan mengatur pola makan atau mengatur asupan gizi ke dalam tubuh secara seimbang. Tentunya, Anda masih ingat dengan gambar yang diterapkan pada piramida makanan yang mengajarkan tentang konsumsi makanan. Pada gambar itu, jelas diperlihatkan asupan makanan yang baik untuk tubuh. Pola makan yang tidak seimbangdapat menimbulkan masalah kesehatan seperti obesitas atau penyakit lainnya. Oleh sebab itu, penting sekali menyeimbangkan gizi yang masuk ke tubuh seseorang, dengan konsumsi yang jelas adalah 4 sehat 5 sempurna.

"Komposisi seimbang itu terdiri atas 45-65 persen karbohidrat, 10-25 persen protein dengan perbandingan antara hewani dengan nabati adalah 2:1, selain itu lemak 25-40 persen, dengan tambahan vitamin A, B, C,D, E, K dan Ca," ucap dokter lulusan FKUI ini.

Fiastuti saat menjadi pembicara dalam Lokakarya Media "Pola Makan Gizi Seimbang untuk Atasi Kekurangan dan Kelebihan Berat Badan" yang diadakan Nutrifood di kantor PT Nutrifood Indonesia beberapa waktu lalu, menjelaskan bahwa yang terpenting adalah dengan menerapkan 3J, yaitu jumlah kalori sesuai kebutuhan, jadwal makan yang teratur, dan jenis makanan dengan komposisi karbohidrat, protein dan lemak seimbang, di samping nutrisi spesifik yang terpenuhi.

"Rumus makan bisa disederhanakan menjadi tiga kali makanan utama dan dua kali makanan kecil untuk setiap harinya," ucap dokter kelahiran 7 Februari 1954 ini. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan akan nutrisi, juga bergantung pada aktivitas dan berat badan. Aktivitas yang padat turut memengaruhi jumlah energi yang keluar. "Aktivitas padat harus diimbangi dengan asupan gizinya," pesan Fiastuti.

Kepala Pusat Divisi Penelitian Nutrifood Susana STP PD Eng menjelaskan bahwa selain obesitas, gaya hidup perkotaan juga mengakibatkan terjadinya fenomena TOFI, yaitu thin outside, fat inside. Walaupun bentuk tubuhnya terlihat ideal bahkan kurus, kadar lemak dalam tubuhnya ternyata melebihi normal.

"Oleh sebab itu, kita harus memperhatikan tiga aspek penting untuk memiliki tubuh yang sehat, yaitu konsumsi makanan yang seimbang, olahraga teratur, serta istirahat yang cukup," pesannya dalam acara yang sama.

Istirahat ini menjadi penting karena berfungsi untuk memperbaiki sel-sel tubuh. Seseorang yang sering begadang atau kurang istirahat, ujar Susana, akan mengalami terganggunya hormon yang bisa menyebabkan nafsu makan meningkat. (Koran Seputar Indonesia)